Johannes Hans Daniel Jensen : Ahli Fisika, Penemu Teori Struktur Kulit Inti Atom

Saturday, May 26, 2007

Johannes Hans Daniel Jensen (25 Juni 1907 – 11 Februari 1973) adalah penemu ahli fisika Jerman, penemu teori struktur kulit inti atom, pemenang hadiah nobel, guru besar, dan pengarang. Jensen lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 25 Juni 1907. Selama 5 tahun (1936-1941) Jensen bekerja di Universitas Hamburg, kemudian pindah ke Institut Tekhnilogi Hannover dan bekerja disitu selama 8 tahun (1941-1949). Akhirnya Jensen bekerja di Universitas Heidelberg.

Menurut Jensen, inti atom memiliki struktur seperti struktur kulit elektron yang berlapis-lapis dengan garis tengah yang berbeda-beda. Dalm inti atom ada kulit yang berlapis-lapis juga tempat proton dan netron berputar mengelilingi suatu titik. Lapis-lapis kulit itu ditempati proton dan netron dengan susunan menurut sifat-sifat proton dan netron.

Pada tahun yang sama (1949) ditempat yang berlainan Maria Goeppert Mayer, ahli fisika Amerika Serikat, menemukan teori yang sama di Universitas Chicago. Padahal mereka bekerja sendiri-sendiri. Pada tahun itu juga Jensen bersama Winger ahli fisika Amerika Serikat kelahiran Hongaria, mengajukan model kulit inti atom. Kemudian Jensen bekerja sama dengan Mayer mengarang buku yang berjudul Teori Dasar Struktur Kulit Inti Atom dan terbit pada tahun 1955. Pada tahun 1963 Johannes Hans Daniel Jensen, Maria Goeppert Mayer, dan E.P. Wigner, mendapat hadiah Nobel untuk fisika karena dapat menerangkan sifat-sifat inti atom secara terperinci.

Baca selanjuntnya...

Walter Houser Brattain : Ahli Fisika, Penemu Transistor

Saturday, May 19, 2007

Walter Houser Brattain (1902 - 1987) adalah ahli fisika Amerika Serikat, penemu Transistor. Brattain lahir di Amoi.Cina, pada tanggal 10 Februari 1902 dari pasangan Ross R. Brattain dan Ottilie Houser dan meninggal pada 13 Oktober 1987. Bersama William Shockley dan Jhon Bardeen.Brattain menemukan transistor pada tahun 1947.

Sembilan tahun kemudian (1956) ketiga ahli fisika itu menerima hadiah Nobel untuk fisika karena mereka menyelidiki semi konduktor dan menemukan transisitor. Ketiga orang itu adalah ilmuan yang bekerja untuk Laboratorium Telepon Bell. Pada umur 22 tahun Brattain lulus dari Whitman College, Walla-Walla. Washington. Dua tahun kemudian Brattain lulus dari Universitas Oregon. Pada umur 27 tahun Brattain lulus dari Universitas Minnesota.

Selama 38 tahun (1929-1967) Brattain bekerja sebagai ahli fisika riset di Laboratorium Telepon Bell. Di tempat ini Brattain bertugas mempelajari semikonduktor. Semikonduktor adalah penghantar listrik yang kurang baik mutunya jika dibandingkan dengan konduktor. Contoh konduktor adalah logam. Contoh semikonduktor adalah silikon dan germanium.

Brattain selalu bekerja sama dengan William Shockley dan Jhon Bardeen pada tahun 1947 (sumber lain menyebut 1948) ketiga orang itu menemukan transistor (transfer resistor). Transistor adalah alat untuk memperkuat, mengatur, dan membangkitkan sinyal listrik. Transistor banyak dipakai dalam radio, televisi, komputer, roket, dan satelit. Sebelum tahun 1950 radio menggunakan tabung hampa. Sesudah tahun tersebut orang lebih suka menggunakan transistor karena lebih ringan, lebih kecil, lebih efesien, lebih hemat energi daripada tabung hampa. Penemuan transsistor membuka lembaran baru sejarah elektronika.

Baca selanjuntnya...

Rene Descartes : Ahli Filsafat dan Matematika Perancis, Penemu Geometri Analitik dan Sistem Koordinat Kartesius

Saturday, May 12, 2007

Rene Descartes (1596-1650) adalah ahli filsafat dan matematika Perancis, pengarang, penemu geometri analitik, penemu cara berpikir rasionalistis hingga disebut bapak filsafat modem. Descartes lahir di La Haye, Touraine, Prancis, pada tanggal 31 Maret 1596 dan meninggal di Stockholm, Swedia, pada tanggal 1 Febuari 1650.

Descartes juga dikenal sebagai Cartesius dan karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes tidak pernah menikah meskipun pernah punya anak bersama pembantunya. Namun anak itu meninggal dan menyebabkan kesedihan yang dalam. Ayahnya hakim dan pengacara kaya. Ketika Descartes baru berumur satu tahun, ibunya meninggal. Ayahnya kawin lagi. Descartes dipelihara oleh neneknya. Sejak itu Descartes tidak pernah melihat ayahnya lagi.

Descartes adalah anak yang sangat cerdas, suka berpikir, dan suka menyendiri. Pada waktu ayahnya meninggal dan saudaranya sekandung menikah, Descartes tak mau datang. Pada umur 8 tahun Descartes masuk Royal College yang dikelola pastur-pastur Yesuit. Descartes belajar di tempat itu selama 10 tahun. Descartes mendapat pelajaran bahasa Yunani,Latin, Perancis, musik, drama, mengarang, bermain anggar, dan naik kuda.

Pada tahun kuliah terakhir Descartes belajar filsafat, moral, dan matematika. Tapi ilmu pengethuan yang Descartes terima hanya menimbulkan keraguan dalam jiwanya kecuali matematika. Karena kesehatannyalemah, Descartes diperbolehkan terlambat kuliah atau tidak mengikuti kuliah. Meskipun demikian pada tahun 1616 pada umur 20 tahun, Descartes berhasil menggondol gelar ahli hukum. Sesudah itu Descartes mengembara menjadi tentara di Jerman dan Belanda.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Pada suatu malam Descartes bermimpi. Dalam hidup itu Descartes mendapat tugas menyusun dasar untuk segala ilmu dengan satu metode. Sejak itu Descartes bermaksud hidup untuk mencari kebenaran atau sebagai kebenaran, sebab zaman itu yang disebut benar adalah kata-kata pejabat baik pejabat negara, gereja, atau pendidikan.

Descartes mulai berpikir keras. Descartes meragukan segalanya. Descartes meragukan adanya dunia, adanya Tuhan, bahkan adanya dirinya.
Benarkah Tuhan ada? Benarkah dunia ada? Benarkah badanku ada?
Akhinya Descartes sampai pada kesimpulan ini :
Karena saya ragu, maka saya berpikir. Karena saya berfikir, maka saya ada. Karena saya ada, maka Tuhan ada dan orng lain pun ada.
Ucapan Descartes yang jadi masyhur adalah dalam bahasa latin “Cogito, ergo sum” dalam bahasa Perancis “Je pense donc je suis” yang artinya : Saya berpikir, maka saya ada.

Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai Pencipta Sistem Koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.

Baca selanjuntnya...

Evangelista Torricelli : Ahli Fisika Italia, Penemu Barometer Air Raksa dan Hukum Torricelli

Thursday, May 3, 2007

Evangelista Torricelli (1608-1647) adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu hukum Torricelli, penemu tabung hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru besar, sekertaris, pembantu, dan murid Galileo. Evangelista Torricelli memperbaiki mikroskop dan teleskop. Torricelli lahir di Faenza, Italia, pada tanggal 15 Oktober 1608 dan meninggal di Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur 22 tahun ia belajar di Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli matematika murid Galileo.

Pada umur 30 tahun ia membaca buku karya Galileo dan merasa kagum. Ia menulis surat kepada Galileo pada tahun 1632, tapi baru diundang oleh Galileo 9 tahun kemudian, setelah Galileo terkasan akan tulisan Torricelli tentang gerak. Waktu itu Galileo sudah tua dan buta. Torricelli diterima sebagai sekretarisnya. 3 bulan kemudian Galileo meniggal. Torrcelli diangkat jadi pengganti Galileo sebagai ahli matematika di istana Grand Duke Ferdinand II dan sebagai guru besar matematika di akademi Florence.

Pada tahon 1643 Torricelli membuat percobaan yang kemudian terkenal dengan nama “Percobaan Torricelli”. Percobaan ini ia lakukan berdasarkan saran-saran Galileo yang ia diterima sebelum menninggal. Untuk percobaanya ia menggunakan tabung kecil yang panjangnya satu meter dan air raksa. Tabung itu ia isi dengan air raksa sampai penuh lalu lubangnya ia tutup dengn jari. Tabung itu ia balikan dan ujungnya dicelupkan ke dalam bejana berisi air raksa pula. Kemudian jari penutup tabung ia lepaskan dari tabung. Air raksa dalam tabung turun dan menimbulkan ruang hampa udara. Ruang hampa ini kemudian terkenal dengan nam ruang hampa Torricelli. Ia mengukur tinggi air raksa dalam benjana. Tingginya ternyata 76 sentimeter.

Selamanya beberapa hari Torriceli mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung selalu berubah – ubah. Akhirnya ia tahu bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan udara. Tekanan air raksa setinggi 76 sentimeter itu kemudian disebut tekanan satu atmosfer.

Baca selanjuntnya...

Copyright   © 2010 Blog Academy All Rights Reserved

Powered by Mr.D