Rene Descartes : Ahli Filsafat dan Matematika Perancis, Penemu Geometri Analitik dan Sistem Koordinat Kartesius
Saturday, May 12, 2007

Descartes juga dikenal sebagai Cartesius dan karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes tidak pernah menikah meskipun pernah punya anak bersama pembantunya. Namun anak itu meninggal dan menyebabkan kesedihan yang dalam. Ayahnya hakim dan pengacara kaya. Ketika Descartes baru berumur satu tahun, ibunya meninggal. Ayahnya kawin lagi. Descartes dipelihara oleh neneknya. Sejak itu Descartes tidak pernah melihat ayahnya lagi.
Descartes adalah anak yang sangat cerdas, suka berpikir, dan suka menyendiri. Pada waktu ayahnya meninggal dan saudaranya sekandung menikah, Descartes tak mau datang. Pada umur 8 tahun Descartes masuk Royal College yang dikelola pastur-pastur Yesuit. Descartes belajar di tempat itu selama 10 tahun. Descartes mendapat pelajaran bahasa Yunani,Latin, Perancis, musik, drama, mengarang, bermain anggar, dan naik kuda.
Pada tahun kuliah terakhir Descartes belajar filsafat, moral, dan matematika. Tapi ilmu pengethuan yang Descartes terima hanya menimbulkan keraguan dalam jiwanya kecuali matematika. Karena kesehatannyalemah, Descartes diperbolehkan terlambat kuliah atau tidak mengikuti kuliah. Meskipun demikian pada tahun 1616 pada umur 20 tahun, Descartes berhasil menggondol gelar ahli hukum. Sesudah itu Descartes mengembara menjadi tentara di Jerman dan Belanda.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Pada suatu malam Descartes bermimpi. Dalam hidup itu Descartes mendapat tugas menyusun dasar untuk segala ilmu dengan satu metode. Sejak itu Descartes bermaksud hidup untuk mencari kebenaran atau sebagai kebenaran, sebab zaman itu yang disebut benar adalah kata-kata pejabat baik pejabat negara, gereja, atau pendidikan.
Descartes mulai berpikir keras. Descartes meragukan segalanya. Descartes meragukan adanya dunia, adanya Tuhan, bahkan adanya dirinya.
Benarkah Tuhan ada? Benarkah dunia ada? Benarkah badanku ada?Akhinya Descartes sampai pada kesimpulan ini :
Karena saya ragu, maka saya berpikir. Karena saya berfikir, maka saya ada. Karena saya ada, maka Tuhan ada dan orng lain pun ada.Ucapan Descartes yang jadi masyhur adalah dalam bahasa latin “Cogito, ergo sum” dalam bahasa Perancis “Je pense donc je suis” yang artinya : Saya berpikir, maka saya ada.
Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai Pencipta Sistem Koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.
2 comments:
I’ve recently started a blog, the information you provide on this site has helped me tremendously. Thank you for all of your time & work.
Couldnt agree more with that, very attractive article
Post a Comment