Sir John Douglas Cockcroft : Ahli Fisika, Penemu Akselerator Partikel

Thursday, September 20, 2007

Sir John Douglas Cockcroft (1897-1967) adalah ahli fisika Inggris, penemu akselerator partikel. Penemu cara mengubah unsur dengan proton, pemenang Hadiah Nobel, guru besar, doktor, insinyur, ketua lembaga atom. Bersama Ernest T.S. Walton pada tahun 1951, Douglas menerima Hadiah Nobel untuk fisika karena mereka adalah orang pertama di dunia yang mengubah inti atom dengan menembakkan akselerator partikel untuk mempelajari inti atom.

Cockcorft lahir di Todmorden, Yorkshire, Inggris, pada tanggal 27 Mei 1897 dan meninggal di Cambridge pada tanggal 18 September 1967 pada umur 70 tahun. Ayah Cockcorft pemilik pabrik tekstil. Cockcorft mendapat gelar insinyur listrik dari Manchester College of Technology.

Selama Perang Dunia I Douglas ikut pasukan meriam. Ketika terjadi pertempuran di Somme, Douglas termasuk prajurit yang selamat. Sesudah Perang Dunia I selesai, Douglas kuliah lagi di Universitas Cambridge. Pada umur 31 tahun Douglas berhasil menggondol gelar doktor. Sesudah itu Douglas memperdalam pengetahuannya di bidang fisika pada Rutherford, ahli fisika Inggris kelahiran Serlandia Baru yang menemukan proton, sinar alfa dan beta.

Sudah berabad-abad lamanya ahli alkemi berusaha mengubah sebuah unsur jadi unsur yang lain. Dalam ilmu kimia, perubahan unsur ini disebut transmutasi. Pada tahun 1919 Rutherford berhasil mentransmutasikan nitrogen jadi oksigen dengan cara membom inti nitrogen dengan partikel alfa. Partikel alfa ini berasal dari zat radioaktif. Tapi sumber radioaktif sulit diperoleh. Jumlah partikel alfa yang dihasilkan juga terlalu sedikit. Kecuali itu partikel alfa tidak cukup kuat untuk membom inti atom yang lebih berat.

Pada tahun 1932 Cockcorft dan Walton membuat akselerator partikel yang pertama di dunia. Akselerator partikel adalah alat untuk mempercepat dan memperbesar energi elektron atau proton. Dengan alat itu mereka membom atom litium dengan proton. Hasilnya berilium yang kemudian pecah jadi dua partikel. Mereka menggabungkan litium dan hidroen untuk membentuk helium.

Baca selanjuntnya...

Hilaire de Chardonnet : Ahli Kimia, Fisiologi, Penemu Rayon

Thursday, September 6, 2007

Hilaire de Chardonnet (1839-1924) adalah ahli kimia Prancis, penemu rayon, ahli fisiologi, pengusaha industri, insinyur, asisten Louis Pasteur. Chardonnet lahir di Besancon, Doubs, Prancis, pada tanggal 1 Mei 1839 dengan nama Louis-Marie Hilaire Bernigaud de Chardonnet dan meninggal di Paris pada tanggal 11 Maret 1924 pada umur 85 tahun.

Chardonnet tamat Sekolah Politeknik di Besancon pad tahun 1861 pada umur 22 tahun. Kemudian Chardonnet bekerja di laboratorium milik Ruolz, penemu. Empat tahun kemudian Chardonnet kawin dengan keponakan Ruolz.

Pada waktu itu Louis Pasteur sedang sibuk menyelidiki penyakit ulat sutera. Chardonnet di minta membantunya. Sejak itu Chardonnet mulai tertarik pada benang sutera. Tiap hari Chardonnet mengamat-amati dengan teliti secara ulat sutera membuat benang sutera. Benang sutera itu berasal dari kelenjar di mulut ulat sutera. Kelenjar mengeluarkan cairan segera jadi keras bila kena udara. Lama–kelamaan timbulah gagasan pada Chardonnet untuk membuat benang sutera tiruan. Chardonnet segera meniru proses pembuatan benang yang digunakan oleh ulat sutera, ialah membuat cairan yang jadi kental bila tersentuh udara .

Pada tahun 1883 Sir Joseph Wilson Swan, ilmuan Inggris yang pertama kali menemukan lampu listik, menciptakan proses untuk membuat benang buatan dengan memeras larutan nitroselulosa. Larutan itu di lewatkan pada pipa kapiler yang kecil sekali agar berbentuk benang. Kemudian dengan zat kimia, nitroselulosa yang mudah terbakar itu diubah kembali jadi selulosa yang aman. Selulosa murni adalah serat kapas, serat goni dan serat rami. Chadonnet menggunakan proses Swan untuk membuat benang sutera tiruan. Larutan nitroselulosa dipaksakan melewati lubang kecil dan dikeraskan dengan udara panas, kemudian diolah dengan zat-zat kimia dan diubah kembali jadi selulosa. Pekerjaan ini lambat, makan biaya mahal, dan sangat berbahaya. Untunglah Chardonnet kaya, sehingga dapat mengadakan eksperimen dengan leluasa.

Chardonnet menamakan hasil eksperimennya, sutera buatan dan memamerkannya di Pameran Paris pada tahun 1889. Benang sutera buatan sangat menarik perhatian para pengunjung Chardonnet mendapat dana untuk mendirikan pabrik di Besancon. Serat buatan itu mulai diperdagangkan pada tahun 1891. Baru pada tahun 1924 serat buatan itu disebut rayon yang berarti serat yang bercahaya.

Baca selanjuntnya...

Copyright   © 2010 Blog Academy All Rights Reserved

Powered by Mr.D