Johannes Gutenberg, Penemu Mesin Cetak

Sunday, June 19, 2011

Johannes Gutenberg adalah warga negara Jerman, penemu sistem produksi karya cetak yang mampu menghasilkan karya cetak secara besar-besaran. Dengan kata lain Johannes Gutenberg adalah penemu mesin cetak, tinta cetak, huruf cetak yang dapat dilepas dan dipasang, penemu metode mencetak, penemu metode membuat huruf cetak dari campuran logam dan hal-hal lain yang menimbulkan revolusi di bidang perbukuan dan persuratkabaran. Selama lima abad lebih sistem cetak Gutenberg hampir tidak mengalami perubahan yang berarti.

Johannes Gutenberg lahir kira-kira pada tahun 1397 di Mainz, sekarang di Jerman dan meninggal pada tanggal 3 Februari 1468 di Mainz juga pada umur kira-kira 71 tahun. Johannes Gutenberg mengalami nasib seperti Goodyear, penemu vulkanisasi karet, yang terjerat hutang dan tidak sempat menikmati hasil penemuaannya bahkan hidup sengsara karena penemuuannya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa penemuan kedua orang yang malang itu sangat bermanfaat bagi umat manusia. Penemuan Gutenberg dan Goodyear memperkaya orang lain tapi menimbulkan malapetaka bagi penemunya.

Tak dapat yang banyak kita ketahui tentang riwayat Gutenberg. Johannes Gutenberg anak seorang bangsawan yang mempunyai perusahaan kecil. Perusahaan itu mempunyai produksi kaca dan pemotong permata. Johannes Gutenberg mempunyai beberapa karyawan dan murid yang dididik sebagai pengrajin. Pada waktu itu di Mainz ada persekutuan pengrajin yang disponsori para pemilik modal. Berulang-ulang terjadi pertengkaran antara kedua kelompok itu dan Johannes Gutenberg pernah dibuang (diusir) dari kota Mainz. Pada tahun 1438 pada umur 41 tahun Johannes Gutenberg mengadakan kontrak dengan Heilmann, Riffe, dan Dritzehn. Mereka meminjamkan sejumlah uang kepada Johannes Gutenberg untuk mendirikan sebuah perusahaan. Johannes Gutenberg merahasiakan perusahaannya. Mereka bertengkar di dalam pengadilan dan akhirnya diketahui bahwa Johannes Gutenberg sedang membuat percetakan.

Pada bulan Oktober 1448 Johannes Gutenberg meminjam uang lagi kepada Johann Fust, pemilik bank kaya raya. Dua tahun kemudian Johannes Gutenberg meminjam sebanyak itu lagi kepada Fust. Fust dijadikannya rekan usaha dan percetakannya dijadikan jaminan. Tapi Gutenberg terus menerus meminjam uang hingga jumlah seluruhnya 2.026 Guilder, suatu jumlah yang tak mungkin terbayar kembali oleh Johannes Gutenberg. Uang sebanyak itu belum termasuk bunga. Tak lama kemudian timbul pertengkaran. Fust tidak sabar. Ia ingin uangnya segera kembali dengan keuntungan besar. Sedangkan Johannes Gutenberg tidak pernah puas diri. Johannes Gutenberg selalu menyempurnakan percetakannya hingga tak kunjung selesai.

Akhirnya Johannes Gutenberg dan Fust bertengkar di depan pengadilan. Johannes Gutenberg kalah dan seluruh percetakannya disita dan menjadi milik Fust sesuai dengan perjanjian. Bahkan buku-buku yang sedang dicetak pun jadi milik Fust. Johannes Gutenberg jatuh miskin. Namun salah satu hasil karyanya, ialah Kitab Injil 42 baris, jadi termasyhur diseluruh dunia. Teknik cetak Gutenberg sudah tinggi mutunya bahkan sudah menggunakan tinta ganda. Pada akhir hidupnya ada orang yang berbelaskasihan pada Johannes Gutenberg. Orang itu adalah Adolph von Nassau, elektor. Johannes Gutenberg boleh tinggal di istananya, diberi pekerjaan yang sangat ringan, dan diberi gaji yang cukup untuk membeli pakaian, gandum, dan anggur.

0 comments:

Post a Comment

Copyright   © 2010 Blog Academy All Rights Reserved

Powered by Mr.D