Politikus Selebritis dan Selebritis Politikus

Saturday, April 19, 2008


Kemengangan pasangan Ahmad Heryawan dan aktor Dede Yusuf dalam Pilkada Jawa Barat merupakan fenomena baru. Pasangan Ahmad Heriyawan dan Dede Yusuf yang diusung oleh PKS dan PAN ini mampu mengungguli pasangan H. Danny Setiawan - Mayjen TNI (Purn) Iwan R. Sulandjana dan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar - Drs. Nu`man Abdul Hakim . Popularitas Artis ternyata sangat ampuh untuk menjaring pemilih. Sebelumnya ada Ismet Iskandar - Rano Karno yang di dukung oleh Partai Golkar dan PDI Perjuangan menang di Pilkada Tangerang mengungguli pasangan Usamah Hisyam - Habib Alwi Ali al-Husainy dan Jazuli Djuwaeni- Airin Rachmi Diany. Sebuah era baru telah lahir dalam demokrasi di Indonesia.

Politikus Selebritis mulai dikenal dalam terminologi Ilmu Politik setelah para bintang film, pemain sinetron, komedian, dan penyanyi terjun ke dunia politik, bukan sebagai penghibur panggung kampanye atau pengumpul suara. Tapi, mereka, serius mengejar kursi jabatan publik seperti anggota DPR, bupati, walikota, gubernur atau bahkan presiden.

Kalau tahun-tahun sebelumnya selebritis bayak masuk sebagai anggota partai politik dan jadi anggota DPR sebut saja Sophan Sophian, Dedi Utomo, Adjie Massaid, Angelina Sondakh, Dede Yusuf, sekarang dengan adanya pemilihan kepala Derah secara langsung kesempatan untuk menjadi penguasa terbuka lebar. Ini sudah dibuktikan di Amerika Serikat ada Ronald Reagen yang mampu menjadi Gubernur California ke 33 (1967–1975) dan Presiden Amerika Serikat (1981-1989) dan kini jejaknya diikuti oleh Arnold "Terminator" Swarchzenegger yang menjadi Gubernur California. Di Filipina ada Joseph Estrada yang berhasil menjadi Presiden Filipina (1998-2001).

Mereka tidak perlu menunggu bertahun-tahun dan merangkak di kepemimpinan partai. Bisa langsung mencapai puncak pimpinan atau pejabat penting. Dalam pemilihan langsung, masyarakat memilih kandidat presiden, gubernur, bupati seperti ketika memilih idola-idola di "mama mia" . Dan peran partai menjadi lemah dan tidak berdaya. Media dan televisi telah membajak peran partai untuk mengumpul suara dan menangguk dukungan. Televisi menjadi sumber utama informasi, maka kandidat dipasarkan seperti iklan pasta gigi dan sabun. Intinya, produk yang paling sering tampil di televisi, itulah yang akan dibeli masyarakat. Apalagi kalau Figur yang tampil adalah selebritis yang punya wajah tampan dan peran-peran protagonis. Masyarakat sudah jenuh dengan politikus asli yang tak kunjung memberi perubahan yang berarti terhadap negri ini.

Selebriti juga diuntungkan oleh lemahnya partai politik dan citra buruk politisi konvensional. Biasanya untuk menduduki jabatan publik, orang harus berjuang dari bawah sebelum mereka dapat mengikuti pemilihan kursi jabatan publik, entah itu anggota parlemen, gubernur atau presiden.

Kini, kandidat yang berasal dari luar politisi, asal mereka tenar, bisa mengumpulkan duit sumbangan kampanye, serta mampu menarik perhatian media, dapat lompat melibat politisi dan maju jadi calon bupati atau gubernur. Politikus-plitikus konvensional harus waspada dengan fenomena ini. Dan beberapa politikuspun sekarang banting stir menjadi "Selebritis Dadakan". Ada Yusril Ihza Mahendra dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang main Film Laksamana Cheng Ho. Yusril dan Gus Ipul mungkin iri dan ingin menandingi keksusesan Ayat-Ayat Cinta.





0 comments:

Post a Comment

Copyright   © 2010 Blog Academy All Rights Reserved

Powered by Mr.D